Rabu, 18 Maret 2015

Ditilang OKNUM di jembatan Rolag, Gunungsari - Surabaya

Hari ini curhatnya adalah jeng jeng.....TILANG !

Seumur hidup saya baru kali ini kena tilang sama "oknum". Saya tidak mau nyebut-nyebut POLISI di sini ya. POLISI kan pengayom masyarakat, sikap dan perilakunya pasti bagus, baik, ANTI SUAP dan selalu benar.

Tadi siang saya kena tilang. (Padahal saya ini orang yang tertib dan taat peraturan lho.) Alasannya karena lampu utama saya tidak menyala. Padahal waktu berangkat dari rumah masih nyala. Berarti lampu utama sepeda motor saya "wafat' di perjalanan. Yah mau bagaimana lagi...oknum itu tidak mau menerima alasan yang saya berikan. Bagaimana saya tau kalau lampu saya mati kalau siang hari. Iya kalau malam kan kelihatan lampu saya nyala atau mati. Amsyong banget deh!
Saat mendengar penjelasan saya, oknum (pertama) itu hanya tertawa dan mengajak saya ke pos. Baru tau nih kalau ada pos POLISI di situ (pas arah keluar jembatan rolag) di bawah rimbunya pohon.

Ahhh..SIM dan STNK sudah saya serahkan...lalu terpaksa kan ngikutin oknum berseragam (yang tidak sedap di pandang mata dari segi bentuk badan. Wajahnya gak keliatan ketutupan masker.) menuju pos yang tidak terawat dan amat suram. Tidak ada tempat duduk. Ada satu Oknum (ke dua) sudah menunggu di pos.

Tiba-tiba langsung percakapan kami :
Oknum 2 : "Dengan mbak ***** ya?" untung dipanggil "mbak". Awas aja panggil tante. heheheh...                     "Rumahnya di daerah mana mbak?"
Saya        : "Ya liat aja tuh pak di SIM saya kan sudah lengkap" dengan nada sewot (banget).
Oknum 1 : "heheheheheh" Ini oknum udah tidak sedap dipandang (badan), malah ketawa-ketawa aja                     kaya nontom srimulat.
Oknum 2 : "Mau ditilang SIM atau STNK" 
Saya        : "Memang saya salah apa pak? (dengan nada masih tidak terima)"
Oknum 2 : "Tidak menyalakan lampu di siang hari bla bla bla...." (lupa deh, emang sengaja + gak                           berniat mendengarkan dan memperhatikan.)
Saya        : "lho kan saya tadi sudah menjelaskan kalau lampunya mati di perjalanan, mana saya bisa                      tau?" 

Percuma deh ya njelasin ke oknum-oknum yang perutnya gendut banget isi dosa dan lemak-lemak haram itu, yang isi otaknya cuma fulussss. Sampe mulut kita berbusa pun mereka tetap kukuh untuk menilang kita, tanpa ada belas kasihan. Beda kalau POLISI, tidak akan menilang, pasti kan mau membantu memberikan informasi tentang bengkel terdekat atau kalau perlu saya diantarkan ke tempat tujuan. (mimpi!) Lanjuttt....

Oknum 2   : "tidak bisa mbak, dendanya Rp 50.000,-"
Saya          : "hah?!! Maksudnya?!! Bayar denda di sini?!!!" Kok gitu?! (Maklum lah ya, saya baru kali ini ditilang dan ketemu sama OKNUM model beginian. Setau saya kalau ditilang kan dapet surat tilangnya. Kalau bayar di hadapan mereka itu namanya SUAP. "KORUPSI" saudara saudari!)

Setelah Oknum-oknum tersebut menyadarai bahwasanya saya bukan orang yang bodoh / dengan gampang menyumpal mulut mereka dengan selembar uang biru, si oknum ke 2 berkata...

Oknum 2   : "lho mbaknya mau bayar di sini atau bayar di pengadilan?!"

Sumpah mau ngakak, ketauan deh ya ini memang oknum. Bukan POLISI Republik Indonesia tercinta kita. Karena saya punya banyak saudara di POLDA Surabaya (yang posisi jabatannya bisa "dipandang", jadi ya tetap tenang dan santai menanggapi mereka (sampah masyarakat). Tapi saya tidak mau sebut-sebut saudara saya, nanti saya tidak jadi ditilang. Gak seru deh. Yang benar kan langsung menawarkan slip biru atau merah. Tidak ada "bayar denda di tempat"

Saya          : " Ya di pengadilan lah, pake tanya. Itu tilang SIM aja!"

Dengan (sangat) terpaksa itu oknum 2 nulis surat tilang. Saya pun tanda tangan sebagai seorang "terdakwa". iihhhh najis banget jadi terdakwa. Seumur-umur baru kali ini.
Akhirnya diserahkanlah surat cinta berwarna "merah" kepada saya. Oh ternyata..seperti ini bentuk surat cintanya. (maaf, belum ada foto. Menyusul ya). Tanpa sepatah kata, saya tinggalkan mereka berdua (yang tidak jadi dapet uang jajan di siang bolong). Bye..bye... gumpalan lemak haram berjalan...

Kesel banget deh ya yang namanya ditilang, apalagi kalau seperti kasus saya ini. Kelihatan banget kalu cari uang jajan. Tapi kasus seperti ini bisa dilaporkan ke pihak berwajib
Asiiikk.....ada bahan untuk pengaduan OKNUM. 

Sekian. Terima kasih sudah mampir.

#SAVEINDONESIA 

Keterangan :
Nama OKNUM 2 : KURNIAWAN H.P., BRIGADIR
Sorry mas Bro... kita terang-terangan saja di sini ya. Karena anda sudah melanggar prosedur TILANG. Hati-hati kalau kebanyakan jajan.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar